Hadits tentang Jujur sebagai Prasarat
Ilmiah dan Pahala Amaliah
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صلى اللّه عليه وسلم : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ
يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ
الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ
صِدِّيقًا وَاِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ
وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ
وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا (اخرجه مسلم)
Dari Abdillah
berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Kalian harus jujur, karena sesungguhnya
jujur itu menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan itu menunjukkan kepada
surga. Seseorang yang senantiasa jujur dan berusaha untuk jujur akan ditulis
disisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian dusta, karena
sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada keburukan, dan keburukan itu
menunjukkan kepada neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan berusaha untuk
berdusta akan ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta.”[1][1]
HADIS AMANAH
Sahabat
nabi Khudzaifah r.a. menerangkan dalam hadis yang berbunyi:
عَنْ حُذَيْفَةَ
قَالَ حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَ سَلَّمَ حَدِيْثَيْنِ رَأَيْتُ اَحَدَهُمَا وَأَنَا أَنْتَظِرُ اْلاَخَرَ.حَدَّثَنَا
أَنَّ اْلأَ مَانَةَ نَزَلَتْ فِيْ جَذْرِ قُلُوْبِ الرِّجَالِ ثُمَّ
عَلِمُوْامِنَ الْقُرْآنِ ثُمَّ عَلِمُوْامِنَ السُّنَّةِ وَ حَدَّثَنَا عَنْ
رَفْعِهَا قَالَ يَنَامُ الرَّجُلُ النَّوْمَةَ فَتُقْبَضُ اْلأَمَانَةُ مِنْ
قَلْبِهِ فَيَظَلُّ أَثَرُهَا مِثْلَ اَثَرِالْوَكْتِ ثُمَّ يَنَامُ النَّوْمَةَ
فَتُقْبَضُ فَيَبْقَى اَثَرُهَا مِثْلَ اْلمَجْلِ كَجَمْرِ دَحْرَجْتَهُ عَلىَ
رِجْلِكَ فَنَفِطَ فَتَرَاهُ مُنْتَبِرًاوَلَيْسَ فِيْهِ سَيْءٌ فَيُصْبِحُ
النَّاسُ يَتَبَا يَعُوْنَ فَلاَيَكَادُ أَحَدٌ يُؤَدِّي اْلأَماَنَةَ فَيُقَالُ
إِنَّ فِيْ بَنِيْ فُلاَنٍ رَجُلاً أَمِيْنًا وَيُقَّالُ لِلرَّجُلِ ماَأَعْقَلَهُ
وَماَ اَظْرَفَهُ وَمَا اَجْلَدَهُ وَمَا فِيْ قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةِ
خَرْدَلٍ مِنْ اِيْمَانِ وَلَقَدْ أَتَى عَلَيَّ زَمَانٌ وَمَا أُبَا لِيْ
أَيَّكُمْ بَايَعْتُ لَئِنْ كَانَ مُسْلِمًا رَدَّهُ عَلَيَّ اْلإِسْلاَمُ وَإِنْ
كَانَ نَصْرَانِيًّا رَدَّهُ عَلَيَّ سَاعِيْهِ فَأَمَّا الْيَوْمَ فَمَا كُنْتُ
أُبَا يِعُ إِلاَّ فُلاَنًا وَفُلاَنًا. (اَخْرَجَهُ الْبُخَا رِيُّ فِيْ كِتَابِ
الرِقَاقْ)
Artinya:
Dari Khudzaifah berkata, Rasulullah SAW menyampaikan kepadaku dua hadis, yang satu
telah saya ketahui dan yang satunya lagi masih saya tunggu. Beliau bersabda
kepada kami bahwa amanah itu diletakkan di lubuk hati manusia, lalu mereka
mengetahuinya dari Al Qur’an kemudian mereka ketahui dari al hadis (sunnah).
Dan beliau juga menyampaikan kepada kami tentang akan hilangnya amanah. Beliau
bersabda: seseorang tidur lantas amanah dicabut dari hatinya hingga tinggal
bekasnya seperti bekas titik-titik. Kemudian ia tidur lagi, lalu amanah dicabut
hingga tinggal bekasnya seperti bekas yang terdapat di telapak tangan yang
digunakan untuk bekerja, bagaikan bara yang di letakkan di kakimu, lantas
melepuh tetapi tidak berisi apa-apa. Kemudian mereka melakukan jual
beli/transaksi-transaksi tetapi hampir tidak ada orang yang menunaikan amanah
maka orang-orang pun berkata : sesungguhnya dikalangan Bani Fulan terdapat
orang yang bisa dipercayai dan adapula yang mengatakan kepada seseorang
alangkah pandainya, alangkah cerdasnya, alangkah tabahnya padahal pada hatinya
tidak ada iman sedikitpun walaupun hanya sebiji sawi. Sungguh akan datang
padaku suatu zaman dan aku tidak memperdulikan lagi siapa diantara kamu yang
aku baiat, jika ia seorang muslim hendaklah dikembalikan kepada Islam yang
sebenarnya dan juga ia seorang nasrani maka dia akan dikembalikan kepadaku oleh
orang-orang yang mengusahakannya. Adapun pada hari ini aku tidak membaiat
kecuali Fulan bin Fulan.(HR. Imam Bukhari)[2][1].
ARBA'IN
-Imam
An-Nawawi-
Hadits ke-21
عَنْ
أَبِي عَمْرو، وَقِيْلَ : أَبِي عَمْرَةَ سُفْيَانُ بْنِ عَبْدِ اللهِ الثَّقَفِي
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِي فِي
اْلإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَداً غَيْرَكَ . قَالَ : قُلْ
آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ [رواه مسلم]
Dari
Abu ‘Amrah Sufyan bin ‘Abdullah radhiyallahu anhu, ia berkata : " Aku
telah berkata : ‘Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku tentang Islam, suatu
perkataan yang aku tak akan dapat menanyakannya kepada seorang pun kecuali
kepadamu’. Bersabdalah Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : ‘Katakanlah :
Aku telah beriman kepada Allah, kemudian beristiqamalah kamu’ “.
[Muslim no. 38]
ConversionConversion EmoticonEmoticon